Usulan Badan Perfilman Indonesia untuk menggelar Festival Film Indonesia (FFI) 2016 di Papua | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Plz. Marein
Lukman pun lantas mencontohkan penyelenggaraan FFI 2014 lalu yang digelar di Palembang. Meski Palembang tidak terlalu jauh dari Jakarta, namun pada kenyataannya saat eksekusi di lapangan panitia harus dibantu oleh banyak pihak yang notabene tidak punya tanggung jawab secara teknis terhadap penyelenggaraan FFI.
"Palembang aja yang tidak sejauh Papua ternyata banyak hal (kendala) di belakang itu. Entah masalah tiket pesawat segala macam. Sesama orang film yang bukan panitia bahkan ikut terjun untuk ngebantuin gimana caranya semua bisa ter-cover. Jadi kebayang ngadain di Papua dengan kondisi tiap tahun panitianya ganti, itu akan sulit. Kecuali ada board-nya jadi dari sekarang udah kerja, sistematisnya segala macam," jelas Lukman Sardi.
Persoalan lain yang tidak kalah penting menurut pemain film Sang Pencerah tersebut adalah susunan kepanitiaan FFI yang belum memiliki formasi tetap. Pasalnya, bongkar pasang struktur kepanitiaan juga berpengaruh dalam persiapan penyelenggaraan festival akbar bagi para insan perfilman di tanah air tersebut.
"Makanya penting FFI itu punya board yang tetap. Jadi dia bisa udah bekerja dari sebelumnya kalau misalnya diadakan di Papua. Apa aja sebetulnya yang perlu disiapkan kalau di tempat seperti itu. Kalau misalnya ganti-ganti (panitia) itu akan repot sekali. Kayaknya kita sulit banget untuk ada di sana engan kondisi yang seperti itu (ganti-ganti panitia), " tambahnya.
"Memang banyak pertimbangan. Jadi tahun lalu memang keinginan Pemda Papua untuk ada FFI itu sangat besar sekali. Mereka bahkan berencana menyiapkan berbagai macam hal. Cuma kembali lagi, permasalahannya adalah kan Papua itu letaknya sangat jauh sekali. Tentunya harus dipikirkan dengan sangat matang karena letaknya itu," ucap Lukman Sardi saat konferensi pers FFI 2016 di Plasa Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Usulan Badan Perfilman Indonesia untuk menggelar Festival Film Indonesia (FFI) 2016 di Papua ternyata belum bisa terwujud. Panitia penyelenggara mengumumkan jika pergelaran FFI 2016 akan digelar di Jakarta, tepatnya di Taman Ismail Marzuki pada November 2016 mendatang.
Lukman Sardi menuturkan, masalah jarak Papua yang cukup jauh dari ibukota merupakan kendala utama. Padahal, menurutnya, pihak Pemerintah Daerah Papua sudah berjanji untuk memfasilitasi berbagai hal yang dibutuhkan agar FFI 2016 bisa diselenggarakan di tanah cendrawasih tersebut.
"Palembang aja yang tidak sejauh Papua ternyata banyak hal (kendala) di belakang itu. Entah masalah tiket pesawat segala macam. Sesama orang film yang bukan panitia bahkan ikut terjun untuk ngebantuin gimana caranya semua bisa ter-cover. Jadi kebayang ngadain di Papua dengan kondisi tiap tahun panitianya ganti, itu akan sulit. Kecuali ada board-nya jadi dari sekarang udah kerja, sistematisnya segala macam," jelas Lukman Sardi.
Persoalan lain yang tidak kalah penting menurut pemain film Sang Pencerah tersebut adalah susunan kepanitiaan FFI yang belum memiliki formasi tetap. Pasalnya, bongkar pasang struktur kepanitiaan juga berpengaruh dalam persiapan penyelenggaraan festival akbar bagi para insan perfilman di tanah air tersebut.
"Makanya penting FFI itu punya board yang tetap. Jadi dia bisa udah bekerja dari sebelumnya kalau misalnya diadakan di Papua. Apa aja sebetulnya yang perlu disiapkan kalau di tempat seperti itu. Kalau misalnya ganti-ganti (panitia) itu akan repot sekali. Kayaknya kita sulit banget untuk ada di sana engan kondisi yang seperti itu (ganti-ganti panitia), " tambahnya.
"Memang banyak pertimbangan. Jadi tahun lalu memang keinginan Pemda Papua untuk ada FFI itu sangat besar sekali. Mereka bahkan berencana menyiapkan berbagai macam hal. Cuma kembali lagi, permasalahannya adalah kan Papua itu letaknya sangat jauh sekali. Tentunya harus dipikirkan dengan sangat matang karena letaknya itu," ucap Lukman Sardi saat konferensi pers FFI 2016 di Plasa Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Usulan Badan Perfilman Indonesia untuk menggelar Festival Film Indonesia (FFI) 2016 di Papua ternyata belum bisa terwujud. Panitia penyelenggara mengumumkan jika pergelaran FFI 2016 akan digelar di Jakarta, tepatnya di Taman Ismail Marzuki pada November 2016 mendatang.
Lukman Sardi menuturkan, masalah jarak Papua yang cukup jauh dari ibukota merupakan kendala utama. Padahal, menurutnya, pihak Pemerintah Daerah Papua sudah berjanji untuk memfasilitasi berbagai hal yang dibutuhkan agar FFI 2016 bisa diselenggarakan di tanah cendrawasih tersebut.
Panitia FFI 2016 Buka Kemungkinan Ikut Sertakan Parfi jika... | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Plz. Marein
Adapun 11 asosiasi pekerja film yang dilibatkan, yakni Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI), Asosiasi Casting Indonesia (ACI), Indonesian Film Directors Club (IFDc).
Kemudian, ada Indonesian Motion Picture Audio Association (IMPACT, Rumah Aktor Indonesia (RAI), Indonesian Film Editors (INAFEd), Sinematografer Indonesia (SI), Indonesian Production Designers (IPD), dan Penulis Indonesia untuk Layar Lebar (PILAR).
FFI ke-61 akan digelar di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pada November 2016.
"Kami sebagai FFI harus sangat objektif. Lukman Sardi (Ketua FFI 2016) selalu mengingatkan, harus melibatkan semua orang semua golongan. Kalau memang dia (Parfi) mampu dan mau, ya kami ajak," ujarnya dalam konferensi pers FFI 2016 di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Mewakili panitia FFI, Olga berharap apapun persoalan yang sedang menimpa Parfi bisa segera terselesaikan. Sehingga organisasi tersebut dapat turut andil.
"Saya pikir, biarlah mereka menyelesaikan masalahnya. Kalau misal waktunya masih cukup, dengan senang hati kami akan mengundang. Bisa terlibat dalam seleksi shortlist juga," ujar Olga.
Ketua Bidang Penjurian Olga Lydia mengatakan, pihaknya masih membuka pintu bagi Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) untuk terlibat dalam Fesival Film Indonesia (FFI) 2016.
Sebagai informasi, Parfi batal diikutsertakan dalam proses penjurian FFI tahun ini karena adanya masalah internal dalam asosiasi tersebut.
Kemudian, ada Indonesian Motion Picture Audio Association (IMPACT, Rumah Aktor Indonesia (RAI), Indonesian Film Editors (INAFEd), Sinematografer Indonesia (SI), Indonesian Production Designers (IPD), dan Penulis Indonesia untuk Layar Lebar (PILAR).
FFI ke-61 akan digelar di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, pada November 2016.
"Kami sebagai FFI harus sangat objektif. Lukman Sardi (Ketua FFI 2016) selalu mengingatkan, harus melibatkan semua orang semua golongan. Kalau memang dia (Parfi) mampu dan mau, ya kami ajak," ujarnya dalam konferensi pers FFI 2016 di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Mewakili panitia FFI, Olga berharap apapun persoalan yang sedang menimpa Parfi bisa segera terselesaikan. Sehingga organisasi tersebut dapat turut andil.
"Saya pikir, biarlah mereka menyelesaikan masalahnya. Kalau misal waktunya masih cukup, dengan senang hati kami akan mengundang. Bisa terlibat dalam seleksi shortlist juga," ujar Olga.
Ketua Bidang Penjurian Olga Lydia mengatakan, pihaknya masih membuka pintu bagi Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) untuk terlibat dalam Fesival Film Indonesia (FFI) 2016.
Sebagai informasi, Parfi batal diikutsertakan dalam proses penjurian FFI tahun ini karena adanya masalah internal dalam asosiasi tersebut.
Lukman Sardi Upayakan FFI Jadi Institusi | PT. Kontak Perkasa Futures Cabang Plz. Marein
Program tersebut di antaranya salam kepengurusan web, mengingat web FFI 2016 belum terlalu aktif meng-update informasi dan aktivitas FFI 2016.
"Saya lagi mencoba jadikan Institusi yang prokernya jelas setiap tahun sekali, termasuk mengelola web," ujar Lukman.
Lukman berusaha web FFI kembali aktif dalam memberikan informasi kepada sineas dan penikmat film Indonesia.
"Diupayakan gimana caranya web bisa jalan, permasalahanya tiap tahun ganti pengurus dan kepala," ujarnya.'
Artis peran Lukman Sardi yang menjabat sebagai Ketua FFI menuturkan, belum dapat membuat program jangka panjang untuk FFFI.
"FFI itu setiap tahun ganti pengurus, apapun yg diprogramkan dalam jangka panjang jadi repot karena tiap tahun diganti orang baru," ujar Lukman Sardi dalam press conference Festival Film Indonesia di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Lukman mengaku sedang mengupayakan FFI menjadi institusi yang memiliki program kerja yang jelas.
Kepengurusan Festival Film Indonesia (FFI) memang berganti dari tahun ke tahun.
Menurut Lukman Sardi, agak sulit membuat program berjangka panjang untuk Festival Film bergengsi tersebut.
PT Kontak Perkasa
"Saya lagi mencoba jadikan Institusi yang prokernya jelas setiap tahun sekali, termasuk mengelola web," ujar Lukman.
Lukman berusaha web FFI kembali aktif dalam memberikan informasi kepada sineas dan penikmat film Indonesia.
"Diupayakan gimana caranya web bisa jalan, permasalahanya tiap tahun ganti pengurus dan kepala," ujarnya.'
Artis peran Lukman Sardi yang menjabat sebagai Ketua FFI menuturkan, belum dapat membuat program jangka panjang untuk FFFI.
"FFI itu setiap tahun ganti pengurus, apapun yg diprogramkan dalam jangka panjang jadi repot karena tiap tahun diganti orang baru," ujar Lukman Sardi dalam press conference Festival Film Indonesia di XXI Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2016).
Lukman mengaku sedang mengupayakan FFI menjadi institusi yang memiliki program kerja yang jelas.
Kepengurusan Festival Film Indonesia (FFI) memang berganti dari tahun ke tahun.
Menurut Lukman Sardi, agak sulit membuat program berjangka panjang untuk Festival Film bergengsi tersebut.
PT Kontak Perkasa